Sabtu, September 13, 2008

kreatif dan kepemimpinan

Kota Kreatif dan Kepemimpinan
Contributed by Administrator
Thursday, 12 June 2008
Last Updated Thursday, 12 June 2008
MENJADIKAN BANDUNG KOTA KREATIF: BUTUH PEMIMPIN DAN BIROKRASI YANG INOVATIF Oleh: Hetifah Sj
Siswanda (Ketua Ikatan Alumni Planologi ITB) Warga kota yang cerdas, memiliki motivasi, imajinasi dan kreativitas
adalah sumber daya utama dari kota seperti Bandung. Merekalah yang akan menentukan masa depan kota dan
kemampuan kota untuk beradaptasi dan bertahan dari berbagai transisi dan krisis. Dalam situasi krisis seperti saat ini,
banyak solusi lama tidak dapat bekerja lagi.Namun mampu atau tidaknya suatu kota mencari solusi dan melampaui
krisis tersebut, selain tergantung warganya, juga sangat tergantung pada orang-orang yang diberi amanat untuk
merencanakan dan mengelolanya. Apakah pimpinan dan birokrasi kota bisa berpikir, merencana, dan bertindak secara
kreatif dan menjadikan hal-hal inovatif menjadi realitas atau tidak, adalah satu tantangan kota-kota masa kini.
MENJADIKAN BANDUNG KOTA KREATIF: BUTUH PEMIMPIN DAN BIROKRASI YANG INOVATIF Oleh: Hetifah Sj
Siswanda (Ketua Ikatan Alumni Planologi ITB) Warga kota yang cerdas, memiliki motivasi, imajinasi dan kreativitas
adalah sumber daya utama dari kota seperti Bandung. Merekalah yang akan menentukan masa depan kota dan
kemampuan kota untuk beradaptasi dan bertahan dari berbagai transisi dan krisis. Dalam situasi krisis seperti saat ini,
banyak solusi lama tidak dapat bekerja lagi.Namun mampu atau tidaknya suatu kota mencari solusi dan melampaui
krisis tersebut, selain tergantung warganya, juga sangat tergantung pada orang-orang yang diberi amanat untuk
merencanakan dan mengelolanya. Apakah pimpinan dan birokrasi kota bisa berpikir, merencana, dan bertindak secara
kreatif dan menjadikan hal-hal inovatif menjadi realitas atau tidak, adalah satu tantangan kota-kota masa kini. Perlu
kepercayaan diri Hal pertama yang perlu ada adalah adanya rasa percaya diri dari pemimpin bahwa persoalanpersoalan
perkotaan yang nampak rumit sesungguhnya masih bisa dicari jalan keluarnya melalui cara-cara yang tidak
konvensional. Kepemimpinan yang visioner dan sekaligus mampu memberikan dorongan bagi publik, sektor swasta
maupun kelompok swadaya untuk terlibat sangat dibutuhkan. Jika pemimpin tetap mencoba memecahkan segala
masalah perkotaan dengan cara-cara lama, masalah-masalah yang sama juga akan terus dihadapi. Karena dinamika
yang sangat tinggi dan perubahan yang pesat di kota-kota seperti Bandung, kita tidak akan mungkin memecahkan
persoalan hari ini dengan cara berpikir seperti sepuluh tahun lalu. Sayangnya pemimpin bisa terjebak dalam sistem
administrasi pengelolaan kota yang sangat rigid, yang sangat tidak sesuai dengan masalah perkotaan yang menuntut
adanya respons yang unik dan cepat untuk masing-masing persoalan. Sebagai agen-agen pelaksana tugas sehari-hari
dari keputusan-keputusan penting yang telah dibuat para pengambil keputusan tentang apa potensi kota dan bagaimana
kota dikembangkan, biasanya birokrasi tidak memperoleh cukup kesempatan untuk memperdebatkan berbagai alternatif
strategi dan langkah aksi yang bisa diambil. Adalah juga hal yang biasa ketika birokrasi lambat atau lalai menanggapi
suatu masalah sederhana namun penting seperti menambal jalan berlubang atau mencegah tanaman di taman kota
agar tidak mati karena kekeringan. Kota yang kreatif menuntut adanya perubahan paradigma, cara berpikir dan cara
bekerja yang baru dari para aparat birokrasi di kota. Mereka perlu lebih tanggap dan mau membuka diri terhadap
berbagai ide dan gagasan-gagasan baru dan kemudian menerjemahkannya ke dalam langkah-langkah praktis. Metode
kerja, penyusunan rencana program maupun anggaran tentunya tidak mengarah pada satu jawaban pasti, tetapi akan
membuka diri pada berbagai kemungkinan dari mana inovasi dan ide-ide baru biasanya muncul. Institusi birokrasi yang
inovatif menuntut adanya prosedur baru dalam perencanaan dan pemecahan masalah yang bersifat lebih fleksibel,
partisipatif dan reflektif. Ide kreatif akan lebih sukses ketika dilaksanakan oleh aparat pelaksana yang juga berpikir dan
bekerja kreatif. Beberapa contoh solusi kreatif Ketika kita dihadapkan pada masalah transportasi di perkotaan, polusi,
serta adanya lonjakan harga BBM, misalnya, maka berbagai moda transportasi alternatif yang hemat enerji dan
sekaligus bisa dinikmati seperti berjalan kaki, bersepeda, dan berbecak, bisa didorong dan diberi tempat yang lebih layak
dengan menyediakan ruang yang aman dan nyaman maupun fasilitas lain yang memadai. Saat ini kota Bandung
menakutkan bagi pejalan kaki dan pemakai sepeda karena berbagai resiko yang harus dihadapi seperti terserempet
atau menjadi korban tabrak lari. Tidak ada tempat-tempat istirahat dan tempat parkir yang aman bagi mereka di jalanjalan
utama seperti jalan Dago, Merdeka, dan RE Martadinata (Riau). Secara paralel, pemikiran-pemikiran imajinatif
dalam penggunaan enerji alternatif untuk transportasi juga bisa dikembangkan oleh perguruan tinggi seperti Institut
Teknologi Bandung. Berbagai kemungkinan pengembangan dan penyesuaian transportasi publik tentu bisa didiskusikan
dengan melibatkan sektor bisnis transportasi maupun perwakilan dari pemakai jasa. Pendekatan yang lebih holistik
untuk mengembangkan mass-rapid transport seperti monorail juga dapat terus dijajaki kemungkinannya. Partisipasi
akan menghasilkan solusi yang kaya Kreativitas dalam memecahkan masalah perkotaan yang kompleks lebih mungkin
untuk dikembangkan di kota-kota yang merupakan amalgama dari berbagai jenis orang dengan berbagai keahlian,
budaya, usia, jenis kelamin, dan kepedulian sosialnya. Pendekatan-pendekatan yang partisipatif dan inklusif akan
menghasilkan solusi yang kaya, variatif dan tepat guna. Solusi kreatif menuntut adanya kapasitas untuk
mengkombinasikan pemikiran konseptual dengan kemampuan praktikal. Jarang sekali kombinasi berbagai kemampuan
ini ada dalam satu orang, tapi sangat mungkin ada dalam tim. Itu sebabnya pemecahan setiap masalah perkotaan
sebaiknya dilakukan tim yang mengkombinasikan berbagai orang yang memiliki kepentingan, kepedulian dan sekaligus
kompetensi dalam bidang tersebut. Pemecahan masalah perkotaan yang kreatif dan bertanggung jawab merupakan
satu perjalanan bukan tujuan. Proses menjadi penting, karena setiap upaya perlu dicek, diadaptasi dan diperbaiki terus
menerus. Proses ini membutuhkan keterlibatan aktif dari mereka yang akan mengalami masalah maupun yang akan
terkena dampak dari suatu kegiatan. Perencanaan adalah proses kreatif Ke depan, jika Bandung akan dikembangkan
menjadi “Kota Kreatif” sangat diperlukan adanya upaya yang masif untuk meningkatkan kapasitas
kepemimpinan dan cara kerja birokrasi, temasuk dalam cara bagaimana rencana dibuat dan siapa yang membuat.
Perkumpulan Inisiatif
http://www.inisiatif.org Powered by Joomla! Generated: 18 July, 2008, 10:47
Dalam pandangan saya, seorang perencana adalah mereka yang memfasilitasi proses urban strategy making yang
bersifat konsultatif dan partisipatif, bukan mereka yang menyusun rencana dengan cara teknokratis semata. Pembuatan
strategi kota memiliki lingkup yang lebih luas dari sekedar perencanaan kota yang klasik. Ketika membuat strategi kota,
para perencana tidak boleh meremehkan dinamika sosial dan ekonomi yang sedang berlangsung di kota, namun
sebaliknya, memanfaatkannya untuk memperbaiki atau memecahkan masalah secara kreatif. Para perencana jangan
terjebak dalam proses birokrasi yang inkreatif dan perencanaan hendaknya dibuat menjadi proses yang bersifat
deliberatif bukan proses teknis yang sempit.
Perkumpulan Inisiatif
http://www.inisiatif.org Powered by Joomla! Generated: 18 July, 2008, 10:47

Tidak ada komentar: